Jumat, 06 Mei 2011

" KISAHKU DALAM PENANTIAN PANJANGKU "

Sebuah Perjalan Cinta...


Aku melihatnya,
aku tertarik padanya.
Aku juga mndengarnya,
aku rasa,
aku mulai jatuh cinta kpadanya.
tapi sayang,
pada saat itu,
waktu belum berkenan utk mnyatukan.

Aku masih ingat,
dulu aku prnah melayangkan surat cinta untuknya.
Tapi belum mendapat surat balasan,sahabatku datang menemuiku.
Ia meminta penjelasan akan maksudku mengutarakan cinta.

Dia memakiku,
aku juga sempat emosi.
tapi sungguh,
aku tak pernah tau kalau sahabatku itu adalah kekasihnya.
Dia mengira aku ingin merusak hubungannya.
Dan katanya,
masa ia sih kekasih sahabat sendiri di incar.
Dan tak trhindari lagi,
prsahabantanku hancur berantakan karnanya.

Sejak itu aku mulai menyadari,
bhwa cinta memang tak harus memiliki,
biar saja ku semai cintaku dlm hati.
Kupendam dlm penantian yang mungkin menurutku tak berujung.
Sungguh,

aku merasa malu dan kecewa
atas kekeliruanku akan cinta.
Juga kekalahanku atas egoku yang mulai meruntuhkn bangunan jiwaku.


Rasanya aku ingin teriak sekencang kencangnya.
memaki dunia akan cinta yg salah menuntunku.
Knapa cinta ini harus melekat di impianku,
jika hnya utk mmbuatku kecewa akan penantianku.

Kata orang,
mnyakitkn bila kita harus berpura pura mencintai pdhal tdk mencintai,

tetapi menurutku,
lebih menyengsarakan bila cinta tak terbalas,
dan kita harus pura pura tdk mncintai pdhal sangat mencintai..

Tapi,

7 tahun kemudian,
tak kusangka,
harapanku akhirnya mulai menemui ujung penantian.

Tetanggaku,
mempunyai calon suami,kebetulan juga tetangganya.

kami pun bertemu ditelp,
tentunya setelah ku tahu no nya dari tetanggaku.

Aku memang pernah tau dia 7thn lalu,
tapi aku tak mengenalinya.
Karena aku belum pernah sekalipun bercakap cakap dengannya waktu itu,
Aku cuma tau biodatanya dari temanku.

Di pertemuan telp itu,

Awalnya aku memang mengobrol untuk basa basi.
tapi diakhir perbincanganku,
Aku langsung mengutarakn rasa cinta yg dari dulu sudah ada dlm hatiku,
tanpa aku tahu,
sekarang dia seperti apa,
baik atau nggak ?
cantik atau jelek dsb.

Mungkin,
rasa cinta dan kebutuhanku,
telah melupakn semuanya.

Menurutku hal itu tidaklah penting, karna yg kutahu,
saat ini aku mencintainya karna hatiku,
dan krna kbutuhanku akn masa dpanku.

Dia pun sontak kaget dengan pengakuanku,
krn belum kenal,
sudah berani ngomong cinta,
dan persepsi pertama.
aku disangka main main dg ucapanku,

Akupun mencoba meyakinkan,

" Sebuah perkenalan bisa kita lakukan setelah kita punya hubungan (ta'aruf).
Aku tak bermaksud jahat,
aku hanya ingin engkau menjadi tujuan dari pencarianku "
(begitulah kiranya sebagian kecil kata kataku padanya)

Mungkin atas dasar keinginan yg sama & kepercayaan tetangga yang mempertemukan kami,
Akhirnya dia mau membuka hatinya untuk menerimaku disisinya.
Gaya pacaranku tak seperti kebanyakan orang lain lakukan.
Dimana,
malam minggu bisa apel kerumahnya atau bisa sering ketemu dengannya.
Dan itu tak kulakukan karna saat itu jarak memang memisahkan.

Aku memang jadian tgl 25 januari 2009.
Tapi aku tak punya banyak waktu untuk bertemu,
karna aku hanya pulang kampung 1 tahun 2 kali dari surabaya,
sementara dia juga kerja di Bandung.
Jadi ketika aku mau pulang,
aku harus mnanyakan dahulu,
dia libur atau nggak.
Dengan harapan,
agar bisa saling bertemu.

Sungguh,
aku tak bisa menceritakan,
betapa bahagianya hatiku saat itu.
Entah berapa banyak tertawa kami meski hanya melalui perantara telp.
Atau berapa banyak tetes air mata yg selalu mengalir krn kerinduan akan jarak yg memisahkan.
Aku sedih mndengarnya menangis.
Aku juga terharu ketika dia mengucap kalimat dgn kata kata syahdunya brtemakan rindu.
Dgn nada terbata bata,aku dengar dia mngungkap asa.

Dan itu sudah cukup mmbuatku trperangkap dlm penjara jiwaku sendiri.
Sungguh,aku ingin pulang dan segera menemuinya.

Kalian tau,
dalam rentang waktu yang panjang itu.

"Siapa yang menemaniku ditiap siang dan malamku dan ketika aku akan terlelap tidur ?

Siapa juga yang mengingatkanku di tiap hariku ketika ku sibuk bekerja untuk segera istirahat dan menunaikan shalat ?

Atau juga,
siapa yang mengirim sms,
menelp tiap hari selama jarak dan waktu yang membentang itu ?

Hanya dia,
Dialah kekasihku
dia sungguh sempurna buatku.
Rasanya,dia telah memenuhi kriteriaku untuk menjadi calon penerus ibuku,
setidaknya untuk saat ini.

Meskipun aku tak pernah tau kehidupan didepan seperti apa,
aku siap menerima resiko bila dia meninggalkanku.
Bila aku salah,
aku juga siap menerima makiannya ketika dia marah.
ataupun,
ketika cinta berubah melukaiku,
aku tak akan pernah memungkiri,

"bahwa aku terlahir karna cinta,
aku juga dibesarkan krna cinta,
Aku akan menikah karna cinta,
aku menjalani hidupku juga krna cinta.
Dan ketika aku kelak meninggalkan semuanya,
aku ingin pastikan itu krna cinta,

Kekasihku,
aku yakin,
bhwa engkau adalah
jawaban atas doa yang telah trpanjatkan.

By : Rohdi Nurdin